Jakarta – Situs e-commerce mulai kembali bergeliat di industri Internet Indonesia. Layanan ini bisa sangat memudahkan, karena pengguna lebih praktis untuk berbelanja. Namun di sisi lain, ada ancaman yang menghantui penggiat layanan ini.
Simak 4 tips singkatnya yang diramu detikINET dari eHow, Selasa (24/5/2011):
1. Verifikasi
Ketika ingin melakukan transaksi di situs belanja, satu hal yang harus dipastikan terlebih dahulu adalah legitimasi dan reputasi dari situs tersebut. Jangan lantas terpukau dengan iming-iming harga murah dari sebuah situs atau blog antah berantah.
Inilah yang biasa jadi pancingan penjahat cyber. Di situsnya, mereka memamerkan beragam barang dengan harga sangat miring. Pengguna pun tertarik dan lantas mentransfer pembayarannya. Namun naas, barang yang diimpikan tak kunjung datang dan uang pun sudah melayang.
Untuk mengetahui kredibilitas sebuah situs, ada baiknya melakukan investigasi kecil-kecilan di search engine. Lihat, apakah ada referensi tentang situs tersebut. Ini bisa jadi salah satu pertimbangan.
2. Keamanan Website
Ketika situs tersebut sudah dipastikan ‘asli’, langkah selanjutnya adalah memastikan sistem keamanan transaksi Anda. Beberapa cara sederhana untuk memastikan hal ini adalah dengan mengecek URL situs tersebut. Untuk situs yang lebih aman, URL yang digunakan biasanya menggunakan awalan ‘https’. Sementara situs biasa menggunakan awalan ‘http’.
Nah, situs tanpa awalan huruf ‘s’ (dari kata ‘https’) inilah yang patut diwaspadai jika Anda ingin melakukan transaksi online di situs tersebut. Sebab sistem keamanan mereka kurang terjamin.
Kemudian, bisa juga mengeceknya dari keberadaan gambar ‘gembok’ di area URL atau di bagian bawah kanan halaman transaksi. Intinya Jika tidak ada gembok, situs tersebut relatif lebih aman. Terakhir adalah keberadaan semacam sertifikasi keamanan dari pihak ketiga. Salah satunya seperti ‘Cybertrust secured websites’.
Tiga standar keamanan ini sejatinya sudah dijalankan oleh bank-bank dalam mengoperasikan situs e-banking mereka.
3. Security Software
Browser internet yang sekarang hadir juga telah semakin memperbaiki sistem peringatannya. Jadi ketika si pengguna secara tak sadar telah mengunjungi situs berbahaya yang ingin melakukan aksi phishing (pencurian informasi), maka browser tersebut secara otomatis bakal mengeluarkan tanda peringatannya.
Akan lebih bagus jika pada komputer yang digunakan diinstall pula aplikasi keamanan tambahan yang menyediakan firewall dan filter untuk menghadang aksi-aksi yang ingin menyerang komputer Anda.
4. Data Personal
Jangan asal mengumbar data-data pribadi nan sensitif di internet. Termasuk di antaranya adalah nomor telepon, alamat rumah, nomor kartu kredit, sosial security number, dan data privasi lainnya.
Hal sederhana yang kadang terlupa adalah membiarkan username, password, dan data pribadi kita tersimpan pada komputer, dengan alasan biar efisien. Hal ini akan sangat berbahaya jika kita melakukannya di komputer yang digunakan bersama-sama.
Jadi waspadalah!
Selasa, 09 Agustus 2011
Rabu, 03 Agustus 2011
Komputer Analog di era Islam dan Para Penemunya
Pada era kekhalifahan teknologi komputer analog dikuasai dan dikembangkan para insinyur Muslim. Sederet peralatan yang menggunakan prinsip komputer analog telah ditemukan para ilmuwan Islam.Ketika peradaban Islam menggenggam dunia, para insinyur Muslim ternyata sudah menguasai teknologi komputer. Yang pasti, teknologi yang dikembangkan para saintis di zaman itu bukan komputer digital, melainkan komputer analog. Istilah komputer analog, menurut Wikipedia, digunakan untuk menggambarkan alat penghitung yang bekerja pada level analog lawan (dual) dari level digital.
Komputer analog pun kerap didefinisi – kan sebagai komputer yang mengolah da – ta berdasarkan sinyal yang bersifat kualitatif atau sinyal analog, untuk mengukur variabel-variabel, seperti voltase, kecepatan suara, resistansi udara, suhu, dan pengukuran gempa. Komputer ini biasanya digunakan untuk mempresentasikan suatu keadaan,seperti untuk termometer, radar, dan kekuatan cahaya. Cikal bakal penggunaan teknologi komputer analog telah mulai berkembang jauh sebelum Islam datang. Menurut para ahli, Antikythera Mechanism merupakan komputer analog pertama yang digunakan peradaban manusia. Alat yang dikembangkan peradaban Yunani sejak 100 tahun SM itu, tak hanya digunakan untuk memprediksi pergerakan matahari dan bulan, tetapi digunakan juga untuk merencanakan Olimpiade.
Dengan menggunakan teknologi pemindai tiga dimensi, para ahli menemukan fakta bahwa alat yang terdiri atas cakra angka terbuat dari kuningan dan roda penggerak itu juga dipakai untuk menentukan tanggal Olimpiade. Pada salah satu roda penggerak alat itu, tergores kata-kata Isthmia, Olympia, Nemea, dan Pythia bagian dari pertandingan pendahuluan pada kompetisi Panhellic. Pada era kekhalifahan teknologi komputer analog dikuasai dan dikembangkan para insinyur Muslim. Sederet peralatan yang menggunakan prinsip komputer analog telah ditemukan para ilmuwan Islam. Alat-alat itu umumnya digunakan untuk beragam kegiatan ilmiah. Di zaman keemasannya, para astronom Muslim berhasil menemukan beragam jenis astrolabe.
Peralatan astronomi itu digunakan untuk menjawab 1001 permasalahan yang berhubungan dengan astronomi, astrologi, horoskop, navigasi, survei, penentuan waktu, arah kiblat, dan jadwal shalat. Menurut D De S Price (1984) dalam bukunya bertajuk, A History of Calculating Machines, Abu Raihan Al- Biruni merupakan ilmuwan pertama yang menemukan alat astrolabe mekanik pertama untuk menentukan kalender bulan-matahari. Astrolabe yang menggunakan roda gigi itu ditemukan Al-Biruni pada tahun 1000 M. Tak lama kemudian, Al-Biruni pun menemukan peralatan astronomi yang menggunakan prinsip komputer analog yang dikenal sebagai Planisphere sebuah astrolabe peta bintang. Pada tahun 1015 M, komputer analog lainnya ditemukan ilmuwan Muslim di Spanyol Islam bernama Abu Ishaq Ibrahim Al- Zarqali.
Arzachel, demikian orang Barat biasa menyebut Al-Zarqali, berhasil menemukan Equatorium alat penghitung bintang. Peralatan komputer analog lainnya yang dikembangkan A-Zarqali bernama Saphaea. Inilah astrolabe pertama universal latitude-independent. Astrolabe itu tak bergantung pada garis lintang pengamatnya dan bisa digunakan di manapun di seluruh dunia. Dua abad kemudian, insinyur Muslim terkemuka bernama Al-Jazari mampu menciptakan ‘jam istana’ (castle clock) sebuah jam astronomi. Jam yang ditemukan tahun 1206 M itu diyakini sebagai komputer analog pertama yang bisa diprogram. Jam astronomi buatan Al- Jazari itu mampu menampilkan zodiak, orbit matahari, dan bulan serta bentukbentuk bulan sabit.
Peralatan komputer analog lainnya berupa astrolabe juga ditemukan Abi Bakar Isfahan pada tahun 1235 M. Peralatan astronomi yang diciptakan astronom dari Isfahan, Iran, itu berupa komputer kalender mekanik. Ilmuwan Muslim lainnya bernama Al-Sijzi juga tercatat berhasil menemukan peralatan astronomi yang menggunakan prinsip kerja komputer analog. Alatnya bernama Zuraqi sebuah astrolabe heliosentris. Ibnu Samh astronom terkemuka di abad ke-11 M juga dicatat dalam sejarah sains Islam sebagai salah seorang penemu peralatan komputer analog berupa astrolabe mekanik. Seabad kemudian, ilmuwan Muslim serbabisa legendaris bernama Sharaf Al-Din Al-Tusi menciptakan astrolabe linear.
Pada abad ke-15 M, penemuan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer analog di dunia Islam terbilang makin canggih. Ilmuwan Islam bernama Al- Kashi sukses menciptakan Plate of Conjunctions sebuah alat hitung untuk menentukan waktu dan hari terjadinya konjungsi planet-planet. Selain itu, Al- Kashi pun juga menemukan komputer planet: The Plate of Zones. Yakni, sebuah komputer planet mekanik yang secara nyata mampu memecah – kan sederet masalah terkait planet. Alat yang diciptakan pada abad ke-15 M ini juga dapat memprediksi posisi garis bujur matahari dan bulan secara tepat.
Tak cuma itu, peralatan astronomi ini juga mampu menentukan orbit planet-planet, garis lintang matahari, bulan dan planet-planet, serta orbit matahari. Semua penemuan itu membuktikan bahwa peradaban Islam menguasai teknologi di era kejayaannya. Padahal, pada masa itu masyarakat Barat berada dalam keterbelakangan dan kebodohan. Tak dapat dimungkiri lagi, jika sains dan teknologi merupakan kontribusi paling monumental yang diberikan peradaban Islam kepada dunia modern. Berkat sains yang berkembang di dunia Islam, peradaban Barat pun bisa keluar dari cengkeraman kebodohan. Berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi di dunia Islam telah membuat para pemikir Barat berdecak kagum.
Pencapaian terpenting di abad pertengahan adalah terciptanya semangat eksperimental yang dikembangkan peradaban Muslim, tutur Bapak Sejarah Sains, George Sarton, dalam bukunya, The Introduction to the History of Science. Oliver Joseph Lodge dalam The Pioneers of Science juga mengakui kehebatan peradaban Islam di masa keemasan. Menurut dia, peradaban Islam yang diwakili masyarakat Arab telah berhasil menghubungkan secara efektif antara sains yang baru dengan ilmu pengetahuan lama. Zaman kegelapan terjadi karena terjadinya jurang kesenjangan dalam sejarah sains Eropa. Sekitar seribu tahun tak ada aktivitas sains, kecuali di peradaban Islam, cetus Lodge.
Muhammad Iqbal dalam The Reconstruction of Religious Thought in Islam menyatakan bahwa peradaban Islam yang berkembang di Arab berhasil mendorong berkembangnya sains dengan begitu pesat di saat Barat dikungkung kebodohan. Pada masa itu, umat Islam telah memperkenalkan metode eksperimental, observasi, dan pemikiran.
Insinyur Perintis Komputer Analog Modern
Al-Jazari (1136 M-1206 M) Bapak Teknik Modern. Begitu insinyur Mus – lim dari abad ke-12 M ini biasa dijuluki. Ia ada lah ilmuwan legendaris yang berhasil menemu kan sederet peralatan teknologi yang sangat monumental di zamannya. Selain dikenal dunia teknik modern sebagai ‘perintis robot’, Al-Jazari pun tercatat sebagai sarjana pertama yang men ciptakan komputer analog yang bisa diprogram.
Insinyur bernama lengkap Al-Shaykh Ra’is Al- A`mal Badi`Al-Zaman Abu Al-`Izz ibn Isma`il ibn Al-Razzaz Al-Jazari itu membuat komputer analog pertama yang bisa diprogram dalam bentuk Jam Istana. Sederet karya penting dalam bidang teknologi yang diciptakannya termuat dalam kitab Al-Jami `bayn al-`ilm wa ‘l- `amal al-nafi `fi sina `at al-hiya(Ikhtisar dan Panduan Membuat Berbagai Mesin Mekanik).
Risalah ini dinilai sebagai karya yang sangat penting dalam tradisi teknik mesin di dunia. Lewat karyanya itu, Al-Jazari juga telah meletakkan dasar kerja dalam sejarah teknologi. Tak heran, jika kitab teknologi yang ditulisnya itu mampu `menyihir’ dan membetot perhatian para ahli sejarah teknologi dan sejarawan seni dunia. Selain dikenal sebagai seorang penemu dan insinyur besar, dunia juga mengenalnya sebagai seorang seniman hebat.
Betapa tidak, dalam risalah fenomenal yang di – ciptakannya, secara gamblang dan lugas Al-Jazari melukiskan penemuannya dengan lukisan khas bergaya Islami era kekhalifahan. Lukisan miniatur dari karya-karya yang diciptakannya itu berisi pe – tun juk dan tata cara untuk membuat peralatan atau teknologi yang diciptakannya. Sehingga, me – mung kinkan setiap pembaca risalahnya untuk me – rangkai dan membuat beragam penemuannya itu.
Jamshid Al-Kashi
Tiga abad selepas wafatnya Al-Jazari, dari Kashan, Iran, muncullah seorang insinyur dan astronom terkemuka bernama Jamshid Al- Kashi. Ia tumbuh besar ketika Timur Lenk, penguasa Dinasti Timurid, menguasai tanah kelahirannya. Kemiskinan tak mampu mematahkan semangatnya untuk belajar. Matematika dan astronomi adalah dua bidang studi yang sangat menarik perhatian dan minatnya. Perekonomian di tanah kelahirannya mulai pulih ketika Dinasti Timurid dipimpin Shah Rukh. Sang pemimpin baru itu mendukung dan mendorong berkembangnya ekonomi, seni, dan ilmu pengetahuan.
Di kota kelahirannya, Al-Kashi dengan serius mempelajari dan mengkaji astronomi. Pada 1 Maret 1407 M, dia berhasil merampungkan penulisan risalah astronomi berjudul, Sullam Al-Sama. Naskahnya hingga kini masih tetap eksis. Pada tahun 1410 M, ia kembali berhasil menyelesaikan penulisan buku Compendium of the Science of Astronomy. Buku tersebut ditulis dan didedikasikan secara khusus untuk penguasa Timurid.
Al-Kashi telah berjasa menemukan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer ana – log. Ia berhasil menciptakan Plate of Conjunc – tions sebuah alat hitung untuk menentukan waktu dan hari terjadinya konjungsi planet-pla net. Ia juga sukses menciptkan komputer pla net: The Plate of Zones. Yakni, sebuah kompu -ter planet mekanik yang secara nyata mampu me mecahkan sederet masalah terkait planet.(muslimdaily/rofx/ks)
Komputer analog pun kerap didefinisi – kan sebagai komputer yang mengolah da – ta berdasarkan sinyal yang bersifat kualitatif atau sinyal analog, untuk mengukur variabel-variabel, seperti voltase, kecepatan suara, resistansi udara, suhu, dan pengukuran gempa. Komputer ini biasanya digunakan untuk mempresentasikan suatu keadaan,seperti untuk termometer, radar, dan kekuatan cahaya. Cikal bakal penggunaan teknologi komputer analog telah mulai berkembang jauh sebelum Islam datang. Menurut para ahli, Antikythera Mechanism merupakan komputer analog pertama yang digunakan peradaban manusia. Alat yang dikembangkan peradaban Yunani sejak 100 tahun SM itu, tak hanya digunakan untuk memprediksi pergerakan matahari dan bulan, tetapi digunakan juga untuk merencanakan Olimpiade.
Dengan menggunakan teknologi pemindai tiga dimensi, para ahli menemukan fakta bahwa alat yang terdiri atas cakra angka terbuat dari kuningan dan roda penggerak itu juga dipakai untuk menentukan tanggal Olimpiade. Pada salah satu roda penggerak alat itu, tergores kata-kata Isthmia, Olympia, Nemea, dan Pythia bagian dari pertandingan pendahuluan pada kompetisi Panhellic. Pada era kekhalifahan teknologi komputer analog dikuasai dan dikembangkan para insinyur Muslim. Sederet peralatan yang menggunakan prinsip komputer analog telah ditemukan para ilmuwan Islam. Alat-alat itu umumnya digunakan untuk beragam kegiatan ilmiah. Di zaman keemasannya, para astronom Muslim berhasil menemukan beragam jenis astrolabe.
Peralatan astronomi itu digunakan untuk menjawab 1001 permasalahan yang berhubungan dengan astronomi, astrologi, horoskop, navigasi, survei, penentuan waktu, arah kiblat, dan jadwal shalat. Menurut D De S Price (1984) dalam bukunya bertajuk, A History of Calculating Machines, Abu Raihan Al- Biruni merupakan ilmuwan pertama yang menemukan alat astrolabe mekanik pertama untuk menentukan kalender bulan-matahari. Astrolabe yang menggunakan roda gigi itu ditemukan Al-Biruni pada tahun 1000 M. Tak lama kemudian, Al-Biruni pun menemukan peralatan astronomi yang menggunakan prinsip komputer analog yang dikenal sebagai Planisphere sebuah astrolabe peta bintang. Pada tahun 1015 M, komputer analog lainnya ditemukan ilmuwan Muslim di Spanyol Islam bernama Abu Ishaq Ibrahim Al- Zarqali.
Arzachel, demikian orang Barat biasa menyebut Al-Zarqali, berhasil menemukan Equatorium alat penghitung bintang. Peralatan komputer analog lainnya yang dikembangkan A-Zarqali bernama Saphaea. Inilah astrolabe pertama universal latitude-independent. Astrolabe itu tak bergantung pada garis lintang pengamatnya dan bisa digunakan di manapun di seluruh dunia. Dua abad kemudian, insinyur Muslim terkemuka bernama Al-Jazari mampu menciptakan ‘jam istana’ (castle clock) sebuah jam astronomi. Jam yang ditemukan tahun 1206 M itu diyakini sebagai komputer analog pertama yang bisa diprogram. Jam astronomi buatan Al- Jazari itu mampu menampilkan zodiak, orbit matahari, dan bulan serta bentukbentuk bulan sabit.
Peralatan komputer analog lainnya berupa astrolabe juga ditemukan Abi Bakar Isfahan pada tahun 1235 M. Peralatan astronomi yang diciptakan astronom dari Isfahan, Iran, itu berupa komputer kalender mekanik. Ilmuwan Muslim lainnya bernama Al-Sijzi juga tercatat berhasil menemukan peralatan astronomi yang menggunakan prinsip kerja komputer analog. Alatnya bernama Zuraqi sebuah astrolabe heliosentris. Ibnu Samh astronom terkemuka di abad ke-11 M juga dicatat dalam sejarah sains Islam sebagai salah seorang penemu peralatan komputer analog berupa astrolabe mekanik. Seabad kemudian, ilmuwan Muslim serbabisa legendaris bernama Sharaf Al-Din Al-Tusi menciptakan astrolabe linear.
Pada abad ke-15 M, penemuan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer analog di dunia Islam terbilang makin canggih. Ilmuwan Islam bernama Al- Kashi sukses menciptakan Plate of Conjunctions sebuah alat hitung untuk menentukan waktu dan hari terjadinya konjungsi planet-planet. Selain itu, Al- Kashi pun juga menemukan komputer planet: The Plate of Zones. Yakni, sebuah komputer planet mekanik yang secara nyata mampu memecah – kan sederet masalah terkait planet. Alat yang diciptakan pada abad ke-15 M ini juga dapat memprediksi posisi garis bujur matahari dan bulan secara tepat.
Tak cuma itu, peralatan astronomi ini juga mampu menentukan orbit planet-planet, garis lintang matahari, bulan dan planet-planet, serta orbit matahari. Semua penemuan itu membuktikan bahwa peradaban Islam menguasai teknologi di era kejayaannya. Padahal, pada masa itu masyarakat Barat berada dalam keterbelakangan dan kebodohan. Tak dapat dimungkiri lagi, jika sains dan teknologi merupakan kontribusi paling monumental yang diberikan peradaban Islam kepada dunia modern. Berkat sains yang berkembang di dunia Islam, peradaban Barat pun bisa keluar dari cengkeraman kebodohan. Berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi di dunia Islam telah membuat para pemikir Barat berdecak kagum.
Pencapaian terpenting di abad pertengahan adalah terciptanya semangat eksperimental yang dikembangkan peradaban Muslim, tutur Bapak Sejarah Sains, George Sarton, dalam bukunya, The Introduction to the History of Science. Oliver Joseph Lodge dalam The Pioneers of Science juga mengakui kehebatan peradaban Islam di masa keemasan. Menurut dia, peradaban Islam yang diwakili masyarakat Arab telah berhasil menghubungkan secara efektif antara sains yang baru dengan ilmu pengetahuan lama. Zaman kegelapan terjadi karena terjadinya jurang kesenjangan dalam sejarah sains Eropa. Sekitar seribu tahun tak ada aktivitas sains, kecuali di peradaban Islam, cetus Lodge.
Muhammad Iqbal dalam The Reconstruction of Religious Thought in Islam menyatakan bahwa peradaban Islam yang berkembang di Arab berhasil mendorong berkembangnya sains dengan begitu pesat di saat Barat dikungkung kebodohan. Pada masa itu, umat Islam telah memperkenalkan metode eksperimental, observasi, dan pemikiran.
Insinyur Perintis Komputer Analog Modern
Al-Jazari (1136 M-1206 M) Bapak Teknik Modern. Begitu insinyur Mus – lim dari abad ke-12 M ini biasa dijuluki. Ia ada lah ilmuwan legendaris yang berhasil menemu kan sederet peralatan teknologi yang sangat monumental di zamannya. Selain dikenal dunia teknik modern sebagai ‘perintis robot’, Al-Jazari pun tercatat sebagai sarjana pertama yang men ciptakan komputer analog yang bisa diprogram.
Insinyur bernama lengkap Al-Shaykh Ra’is Al- A`mal Badi`Al-Zaman Abu Al-`Izz ibn Isma`il ibn Al-Razzaz Al-Jazari itu membuat komputer analog pertama yang bisa diprogram dalam bentuk Jam Istana. Sederet karya penting dalam bidang teknologi yang diciptakannya termuat dalam kitab Al-Jami `bayn al-`ilm wa ‘l- `amal al-nafi `fi sina `at al-hiya(Ikhtisar dan Panduan Membuat Berbagai Mesin Mekanik).
Risalah ini dinilai sebagai karya yang sangat penting dalam tradisi teknik mesin di dunia. Lewat karyanya itu, Al-Jazari juga telah meletakkan dasar kerja dalam sejarah teknologi. Tak heran, jika kitab teknologi yang ditulisnya itu mampu `menyihir’ dan membetot perhatian para ahli sejarah teknologi dan sejarawan seni dunia. Selain dikenal sebagai seorang penemu dan insinyur besar, dunia juga mengenalnya sebagai seorang seniman hebat.
Betapa tidak, dalam risalah fenomenal yang di – ciptakannya, secara gamblang dan lugas Al-Jazari melukiskan penemuannya dengan lukisan khas bergaya Islami era kekhalifahan. Lukisan miniatur dari karya-karya yang diciptakannya itu berisi pe – tun juk dan tata cara untuk membuat peralatan atau teknologi yang diciptakannya. Sehingga, me – mung kinkan setiap pembaca risalahnya untuk me – rangkai dan membuat beragam penemuannya itu.
Jamshid Al-Kashi
Tiga abad selepas wafatnya Al-Jazari, dari Kashan, Iran, muncullah seorang insinyur dan astronom terkemuka bernama Jamshid Al- Kashi. Ia tumbuh besar ketika Timur Lenk, penguasa Dinasti Timurid, menguasai tanah kelahirannya. Kemiskinan tak mampu mematahkan semangatnya untuk belajar. Matematika dan astronomi adalah dua bidang studi yang sangat menarik perhatian dan minatnya. Perekonomian di tanah kelahirannya mulai pulih ketika Dinasti Timurid dipimpin Shah Rukh. Sang pemimpin baru itu mendukung dan mendorong berkembangnya ekonomi, seni, dan ilmu pengetahuan.
Di kota kelahirannya, Al-Kashi dengan serius mempelajari dan mengkaji astronomi. Pada 1 Maret 1407 M, dia berhasil merampungkan penulisan risalah astronomi berjudul, Sullam Al-Sama. Naskahnya hingga kini masih tetap eksis. Pada tahun 1410 M, ia kembali berhasil menyelesaikan penulisan buku Compendium of the Science of Astronomy. Buku tersebut ditulis dan didedikasikan secara khusus untuk penguasa Timurid.
Al-Kashi telah berjasa menemukan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer ana – log. Ia berhasil menciptakan Plate of Conjunc – tions sebuah alat hitung untuk menentukan waktu dan hari terjadinya konjungsi planet-pla net. Ia juga sukses menciptkan komputer pla net: The Plate of Zones. Yakni, sebuah kompu -ter planet mekanik yang secara nyata mampu me mecahkan sederet masalah terkait planet.(muslimdaily/rofx/ks)
Langganan:
Postingan (Atom)