
Pada suatu malam Khalifah Umar ibn Khathab seperti biasa melakukan inspeksi untuk mengetahui kondisi rakyatnya. Hanya dikawal dengan seorang ajudannya, Khalifah menyamar agar tidak diketahui identitasnya. Hal itu dilakukannya agar dia bisa mengetahui secara jelas dan pasti bagaimana kondisi rakyatnya yang sebenarnya. Khalifah mah ke-mana2 nggak dikawal kaya’ presiden sini. Khalifah bener2 menyatu dengan rakyat. Nggak ada jarak diantara pemimpin dengan rakyatnya. Saat Khalifah dan ajudannya melewati sebuah gubug, secara nggak sengaja dia mendengar percakapan antara seorang gadis dengan ibunya. Ternyata gadis dan ibunya itu adalah penjual susu. Si ibu rada2 lihay, dia nyuruh anak gadisnya itu untuk mencampur susu mereka dengan air, biar jadi banyak dan bisa mendatangkan keuntungan lebih oke. Tapi si gadis yang saleh itu menolak. Kata si Gadis, Khalifah telah melarang para penjual susu untuk mencampur susunya dengan air. Si ibu karena emang udah dasarnya lihay, dia malah bilang bahwa Khalifah mah nggak bakalan tau semua ini! Tapi karena emang si Gadis ni udah dasarnya solehah, dia malah bilang bahwa Tuhannya Khalifah tau semuanya.
Khalifah dan ajudannya langsung cabut dari sana dan melanjutkan inspeksi. Besok paginya, Khalifah memerintahkan ajudannya untuk ke pasar dan membeli susu si gadis solehah itu. Si Ajudan langsung berangkat, dia obrak-abrik pasar (bahasanya lebay amat) buat nemuin si gadis solehah, akhirnya ketemu juga. Si Ajudan beli susu si Gadis solehah dan langsung membawanya pulang kepada Khalifah. Di kantornya Khalifah mencicipi susunya si Gadis salehah itu, untuk membedakan susunya dicampur air apa nggak. Ternyata susunya itu tetep murni dan nggak dicampur air sedikit pun. Khalifah memerintahkan si Ajudan buat memanggil si Gadis dan Ibunya ke kantor. Karena kagum dengan ketakwaan si gadis, Khalifah kemudian merekomendasikan si Gadis salehah itu kepada puternya, Abdullah ibn Umar. Karena si Gadis salehah dan Abdullah sama2 naksir (wit…wuiww), maka mereka berdua dinikahkan. Dari rahim perempuan salehah dan dari benih laki2 saleh itulah kemudian lahir seorang gadis bernama Layla, dan dari rahim Layla-lah lahir Umar ibn Abdul Aziz. Seorang Khalifah yang dengan takzim gelari sebagai Rasyidun Kelima.
Umar ibn Abdul Aziz dilahirkan pada sekitar Februari 682 M. Putra dari Abdul Aziz ibn Marwan. Dia dilahirkan di Madinah dan sampai ayahnya meninggal dia tetap di Madinah. Kemudian dia dipanggil ke Damaskus oleh Khalifah Abdul Malik untuk menikah dengan putrinya, Fatimah. Tak lama kemudian Khalifah Abdul Malik meninggal dan dia diangkat menjadi wali (gubernur) di Madinah, di bawah pemerintahan sepupunya Khalifah Al-Walid I. Karena provokasi dari Al-Hajjaj ibn Yusuf, seorang wali yang zalim di Irak, Al-Walid I memberhentikan Umar dari jabatannya, dan rakyat kecewa dengan hal itu. Namun rakyat tetap mencintai Umar. Umar tetap tinggal di Madinah sampai Al-Walid I digantikan oleh saudaranya, Sulaiman. Sulaiman sangat mengagumi Umar. Ketika tiba waktunya, Sulaiman malah merekomendasikan Umar untuk naik menjadi Khalifah. Sulaiman tidak merekomendasikan anak atau saudaranya sendiri. Dengan segan dan berat hati Umar menerima jabatan itu setelah dia berusaha keras untuk menolak permintaan Sulaiman. Penunjukan Umar sebagai Khalifah murni karena kemampuan dan ketakwaannya, bukan karena keturunan seperti yang saat itu selalu terjadi dalam tiap pengangkatan Khalifah. Dia nggak parno sama jabatan.
Umar ibn Abdul Aziz adalah seorang Khalifah yang saleh dan zuhud. Dia tidak tinggal di istana seperti khalifah2 Bani Umayyah pendahulunya. Dia lebih memilih tinggal di rumah yang sederhana. Dia menyedekahkan hartanya untuk kepentingan rakyat dan mendorong istrinya yang merupakan anak seorang Khalifah untuk menyedekahkan perhiasannya juga untuk rakyat. Dia menyita harta yang tidak halal yang dimiliki pejabat2 Bani Umayyah dan menyerahkannya kepada Baitul Mal (keuangan negara Khilafah). Dia lebih memilih berbaju kain linen kasar dan bertambal daripada berjubah mewah khas Khalifah2 Bani Umayyah sebelumnya. Pemerintahannya persis seperti pemerintahan kakek buyutnya (Khalifah Umar ibn Khathab). Umar juga memerintahkan untuk mengumpulkan hadis agar tidak hilang dan menyeleksinya dari hadis2 palsu. Abu Bakr ibn Muhammad ibn Hazm dan Ibn Shihab al-Zuhri, adalah beberapa ulama yang menjalankan tugas suci itu. Pada masa pemerintahannya pulalah Afrika mencapai kemakmuran yang tiada terkira. Tidak ada yang mau menerima zakat di Afrika. Semuanya menjadi muzakki (pemberi zakat). Luar biasa, Padahal dia memimpin hanya dalam waktu sekitar 3 tahun (sekitar tahun 717 M – 720 M), dan dia memimpin wilayah yang sangat luas. Apa rahasianya ya? Rahasianya karena dia memimpin dengan menerapkan syariat Islam. Seluruh rakyat mencapai kemakmuran. Pada masa pemerintahannya pula Konstantinopel berusaha ditaklukkan di bawah pimpinan Maslama (sepupu Umar), namun gagal.
Di mana2 juga pasti ajah ada orang usil yang ga demen sama kebaikan. Bangsawan2 Bani Umayyah pada nggak suka sama sikap Umar yang zuhud dan mengutamakan kepentingan rakyat. Lantas mereka menyogok seseorang untuk meracuni makanan Umar. Umat menyadari hal itu saat dia terbaring di tempat tidurnya. Si pelaku kemudian dikejar dan ditangkap. Namun Umar memaafkannya. Ya Allah, kapan kita dipimpin lagi oleh orang mulia kaya’ Umar ibn Abdul Aziz. Pemimpin kaum muslim sekarang mah KAAACCCCRRRUUUT semua (emosi). Uang diyat (denda) dari kejahatan itu diserahkannya kepada Baitul Mal demi kepentingan rakyat. Karena racun di makanannya itu, pada sekitar tanggal 10 Februari 720 M, Khalifah Umar ibn Abdul Aziz berpulang ke rahmatullah dengan tenang. Innalillahi wa inna ilayhi raji’un. Dunia menangis, satu lagi pemimpin adil telah pulang!
Oleh: Sayf Muhammad Isa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar